1.
Teknik dan Bentuk Instrumen
a.
Teknik Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan instrumen yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati. Observasi langsung dilaksanakan oleh guru secara langsung tanpa
perantara orang lain. Sedangkan observasi tidak langsung dengan bantuan orang
lain, seperti guru lain, orang tua, peserta didik, dan karyawan sekolah.
Bentuk instrumen yang digunakan untuk
observasi adalah pedoman observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik. Daftar cek
digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu sikap atau perilaku. Sedangkan
skala penilaian menentukan posisi sikap atau perilaku peserta didik dalam suatu
rentangan sikap. Pedoman observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau
perilaku yang diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai
kenyataan. Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif
sesuai indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa :
1) Selalu, sering, kadang-kadang, tidak
pernah
2) Sangat baik, baik, cukup baik, kurang
baik
(lihat lembar
contoh instrumen).
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran.
Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan
petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai
akhir. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya :
1) Dilakukan dengan tujuan jelas dan
direncanakan sebelumnya. Perencanaan mencakup indikator atau aspek yang akan
diamati dari suatu proses.
2) Menggunakan pedoman observasi berupa
daftar cek atau skala penilaian.
3) Pencatatan dilakukan selekas mungkin.
4) Kesimpulan dibuat setelah program
observasi selesai dilaksanakan.
b.
Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrumen yang
digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic differential. Skala Likert
adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau
fenomena. Sedangkan skala semantic differential yaitu skala untuk
mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi
tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak
dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri
garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.
Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:
2) Gunakan kata-kata yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh responden.
3) Usahakan pertanyaan yang jelas dan
khusus
4) Hindarkan pertanyaan yang mempunyai
lebih dari satu pengertian
5) Hindarkan pertanyaan yang mengandung
sugesti
6) Pertanyaan harus berlaku bagi semua
responden
c.
Penilaian Antar peserta didik
Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian antar peserta didik adalah
daftar cek dan skala penilaian (rating
scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan
salah satu dari keduanya atau menggunakan dua-duanya.
d.
Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Kelebihan yang ada pada jurnal adalah
peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian, jurnal bersifat asli
dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih
tepat. Sementara itu, kelemahan yang ada pada jurnal adalah reliabilitas yang
dimiliki rendah, menuntut waktu yang banyak, perlu kesabaran dalam menanti
munculnya peristiwa sehingga dapat mengganggu perhatian dan tugas guru, apabila
pencatatan tidak dilakukan dengan segera, maka objektivitasnya berkurang.
Terkait dengan pencatatan jurnal, maka
guru perlu mengenal dan memperhatikan perilaku peserta didik baik di dalam
kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan terlebih dahulu
oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajar. Aspek-aspek
pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih
dahulu dengan peserta didik di awal semester.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
jurnal adalah:
1)
Catatan atas pengamatan guru harus objektif
2)
Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang
dicatat hanyalah kejadian / peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti.
3)
Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda-tunda)
Pedoman umum penskoran jurnal:
1)
Penyekoran pada jurnal dapat dilakukan dengan
menggunakan skala likert. Sebagai contoh skala 1 sampai dengan 4.
2)
Guru menentukan aspek-aspek yang akan diamati.
3)
Pada masing-masing aspek, guru menentukan indikator
yang diamati.
4)
Setiap aspek yang sesuai dengan indikator yang muncul
pada diri peserta didik diberi skor 1, sedangkan yang tidak muncul diberi skor
0.
5)
Jumlahkan skor pada masing-masing aspek.
6)
Skor yang diperoleh pada masing-masing aspek kemudian
direratakan
7)
Nilai Sangat
Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K) ditentukan dengan cara menghitung rata-rata skor
dan membandingkan dengan kriteria penilaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar